Ahlan WaSahlan...!!!
Selamat Datang Di Situs Pribadi Abdul Rohman Muqri-Membangun Tradisi ILMIAH.

Profil

Senin, 02 Januari 2012


Muridnya Guru, Menentukan Kualitas Generasi

Oleh ABDUL ROHMAN, S.S.

"Kita muridnya guru, bukan muridnya buku, apalagi muridnya situs tertentu".


Murid dalam bahasa Arab berarti orang yang mempunyai keinginan. Oleh karena itu proses pembelajaran hendaknya memenuhi keinginan dari tujuan-tujuan pendidikan. Pada musim liburan seperti ini seperti biasa sejenak para murid melepas penat setelah satu semester melalui proses pembelajaran.

Hendaknya para orang tua juga tidak lepas dari mendidik anaknya di rumah. Tapi memang, rumah walaupun tanpa guru, peran guru di sekolah harus bisa di transfer ke rumah. Jika, di sekolah guru merupakan sosok orang yang harus digugu dan ditiru (uswah hasanah) maka di rumah pun tidak jauh demikian.

Adapun di rumah ibu merupakan sosok guru (mu'addib) sekaligus manager (mudabbir) seperti pepatah mengatakan ummu warobbatul bait artinya ibu sebagai manajer aktivitas yang ada di rumah.

Pengawasan dari orang tua sangat penting, mengingat pada saat ini era teknologi informasi yang tentu selain banyak nilai positifnya juga tidak sedikit nilai negatifnya, karena kita muridnya guru, bukan muridnya buku apalagi situs tertentu. Jangan sampai anak kita dibiarkan begitu saja tanpa pendampingan. Karena kemajuan teknologi informasi tidak bisa kita hentikan, akan tetapi orang tua mengarahkan kepada yang lebih edukatif. Orang tualah yang menjadi guru anak-anak di rumah.

Oleh karena itu, pendidikan dalam membentuk karakter bangsa diarahkan pada akhlaq mulia. "Addabani Rabbi fa-ahsana ta'dibi" Tuhanku telah mendidikku (Nabi Muhammad SAW) maka baiklah akhlaqku. Moralitas murid menjadi tujuan karena memang nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlaq setiap manusia tanpa terkecuali, sebagaimana dikatakan; "innama bu'itstu li utammima makarimal akhlaq", sungguh aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq mulia.

Hendaknya untuk mencapai kualitas generasi pendidikan diarahkan pada fungsinya; Pertama, pengembangan (tanmiyah) pengembangan potensi anak didik untuk menjadi pribadi berprilaku baik (makarimal akhlaq).

Kedua, perbaikan (ishlah) memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi anak didik yang lebih bermartabat.

Ketiga, penyaring (tashfiyah), untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

Sudah saatnya bangsa ini berpikir untuk melahirkan generasi yang memiliki karakter melalui sistem pendidikan yang menjadikan guru dan ibu sebagai suri teladan baik anak didiknya di sekolah, apalagi di rumah.  Inilah satu-satunya solusi untuk mengatasi berbagai persoalan menyangkut kualitas generasi, generasi yang ditentukan oleh muridnya guru.
Wallahu A’lam.

Minggu, 09 Mei 2010



Terminologi Hati di Dalam Al-Quran

Oleh Abdurrahman Wahid, Lc

Ada empat istilah di dalam Al-Quran yang bermakna hati, yaitu shard, qolb, fuad atau afidah dan albab. Istilah-istilah ini mengambarkan lapisan-lapisan hati manusia dan kecenderungannya, baik ataupun buruk. Shard berarti hati bagian luar, qalb berarti hati bagian dalam, fuad atau afidah berarti hati yang lebih dalam, sedangkan albab berarti hati yang paling dalam atau hati sanubari atau hati nurani. Kalau seseorang menggunakan hatinya dalam pengertian shard, qalb atau fuad, maka ia bisa baik dan bisa juga buruk. Tetapi kalau yang dimaksud adalah hati dalam pengertian albab, maka orang itu sudah pasti baik.

Allah swt di dalam Al-Quran menyebutkan beberapa jenis hati, yang bisa dibagi menjadi dua kelompok besar.

Pertama: Hati yang suci atau putih

Pemilik hati jenis ini menolak untuk membuka pori-pori hati melainkan kebenaran, dan jika terpesona oleh godaan maka menciutlah pori-porinya sehingga tertutup. Karena penolakannya terhadap godaaan tersebut, maka keluarlah sebuah titik putih di dalam hatinya. Ada beberapa macam hati yang putih yang disebutkan di dalam Al Quran, di antaranya:

1. Al-qalbu as-salim (hati yang selamat) yaitu hati yang senantiasa ikhlash karena Allah swt dan bebas dari kekafiran dan kemunafikan serta dari hal-hal yang tidak terpuji. Tentang hal ini Allah swt menyebutkan dalam firman-Nya:

"(yaitu) hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS Asy-syu'ara : 88-89).

Dalam ayat lain Allah berfirman:

"(lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci." (QS Ash-shofat : 84)

2. Al-qalbu al-munib (hati yang bertaubat). Hati ini adalah hati yang senantiasa kembali dan bertaubat kepada Allah swt dan selalu siap untuk mentaati-Nya. Allah swt berfirman :

"(yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan Dia datang dengan hati yang bertaubat. " (QS Qaaf : 33)

Dalam ayat lain: "Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang Penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah" (QS Hud : 75).

3. Al-qalbu al-mukhbit (hati yang khusyu' atau tawadhu) yaitu hati yang tunduk kepada aturan Allah swt serta tenang. Allah swt berfirman:

"Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus ". (QS Al-Hajj :54).

4. Al-qalbu al-wajal (hati yang takut) yaitu hati yang takut kepada Allah kalau amalannya tidak diterima, dan takut masuk neraka. Allah swt berfirman:

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS Al-mu'minun: 60).

Di dalam ayat lain Allah swt berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka". (QS Al-anfal : 2)

5. Al-Qalbu at-taqiy (hati yang bertaqwa) yaitu hati yang senantiasa mengagungkan syiar-syiar Allah. Dalam firman-Nya:

"Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati." (QS Al-Hajj : 32)

"Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka Itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. bagi mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS Al-Hujurat :3)

6. Al-qalbu al-mahdy (hati yang mendapatkan hidayah) yaitu hati yang ridha terhadap ketentuan Allah swt serta menerima aturannya. Allah swt berfirman:

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (QS At-Taghabun: 11)

7. Al-qalbu al-muthmain (hati yang tenang) yaitu hati yang tenang dengan ketauhidan kepada Allah swt dan berdzikir serta mengingat-Nya.

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'd : 28)

8. Al-qalbu al-Hayy (hati yang hidup) yaitu hati yang bisa mengambil pelajaran dari kisah kisah yang disebutkan di dalam Al-Quran tentang umat-umat yang bermaksiat kepada Allah swt. Allah swt berfirman:

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya." (QS Qaaf : 37)

9. Al-qalbu al-muqsya'ir billah (hati yang gemetar dan tenang karena Allah swt), sebagaimana firman Allah swt:

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun." (QS Az-zumar: 23)

10. Al-qalbu al-muallaf (hati yang bersatu).

"Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana." (QS Al-anfaal : 63)

Kedua: Hati yang hitam

Jenis hati ini disebutkan dalam beberapa bentuk di dalam Al-Quran, di antaranya:

1. Al-qalbu al-maridh (hati yang sakit) yaitu hati yang tertimpa keragu-raguan ataupun sifat kemunafikan. Kemudian juga tanpa moral dan senantiasa mengikuti hawa nafsunya untuk hal-hal yang dilarang. Allah swt berfirman:

"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (QS Al-Baqarah : 10).

"Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam Keadaan kafir." (QS At-taubah : 125).

2. Al-qalbu al-a'maa (hati yang buta ) yaitu hati yang tidak bisa melihat serta mengetahui kebaikan serta tidak bisa mengambil pelajaran. Di dalam al-quran Allah swt berfirman:

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS Al-hajj : 46)

3. Al-qalbu al-laahii (hati yang lalai). Hati ini adalah hati yang lupa dan lalai dari Al-Quran, sibuk dengan kesesatan dan syahwat dunia. Allah swt berfirman:

"(Lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya? ". (QS Al-Anbiya : 3)

4. Al-qalbu al-aatsim (hati yang berdosa) yaitu hati yang menyembunyikan kebenaran. Allah swt berfirman:

"Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan." (QS Ali Imran : 167)

5. Al-qalbu al-mutakabbir (hati yang sombong) yaitu hati yang sombong dari mengesakan Allah swt serta mentaatinya, bertindak semena-mena dengan melakukan kedzaliman dan permusuhan. Allah swt berfirman:

"(yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang." (QS Ghofir : 35)

Hati ini juga memiliki sifat sombong kepada sesama manusia serta memerangi kebenaran serta memperdebatkannya.

"Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong." (QS An-nahl :22).

"Bagaimana bisa (ada Perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), Padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang Fasik (tidak menepati perjanjian)." (QS At-taubah : 8)

6. Al-qalbu al-gholidh (hati yang keras) yaitu hati yang telah hilang darinya rasa kasih sayang.

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS Ali Imran : 159)

7. Al-qalbu al-makhtum (hati yang telah dikunci) yaitu hati yang telah dikunci oleh Allah sehingga sulit menerima hidayah. Allah swt berfirman:

"Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat." (QS Al-Baqarah : 7)

8. Al-qalbu al-qaasii (hati yang keras) yaitu hati yang tidak mengetahui Allah dan tidak mengingat-Nya. Firman Allah swt:

"Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat." (QS Al-Hajj : 53)

9. Al-qalbu al-ghofil (hati yang lupa dan lupa) yaitu hati yang lupa dan lalai akan peran dan tugasnya dalam kehidupan di dunia ini.

"Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS Al-kahfi : 8)

10. Al-qalbu al-mughlifah (hati yang tertutup). Firman Allah swt:

"Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan, disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka." (QS An-nisa : 155).

"Dan mereka berkata: "Hati Kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; Maka sedikit sekali mereka yang beriman." (QS Al-baqarah : 88)

11. Al-qalbu al-mathbu'u (hati yang dikunci). Firman Allah swt:

"Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti." (QS Al-munafik : 3 )

"Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang itu berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang dikatakannya tadi?" mereka Itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka." (QS Muhammad : 16 )

12. Al-qalbu al-maknun (hati yang tertutup). Firman Allah swt:

"Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, Maka Bekerjalah kamu; Sesungguhnya Kami bekerja (pula)." (QS Fushilat : 5)

13. Al-qalbu al-mughfil (hati yang terkunci). Firman Allah swt:

"Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? " (QS Muhammad: 24)

14. Al-qalbu al-munafiq (hati yang munafik). Firman Allah swt:

"Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah : "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. sebenarnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Fath : 11)

"Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti." (QS Al-hasyr : 14)

15. Al-qalbu az-zaa'igh (hati yang cenderung kepada kesesatan).

"Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." (QS Ali Imran: 7)

Lalu, jenis yang manakah hati Anda?

Suatu ketika Abdullah bin Mas'us ra pernah berkata: "Tanyakan pada hati Anda dalam tiga hal: bila Anda mendengar Al Qur'an, ketika Anda sedang menyendiri, dan ketika Anda sedang di majlis dzikir. Jika anda menemukannya maka bersyukurlah, kalau tidak maka memohonlah kepada Allah supaya menganugerahkan hati, karena sesungguhnya anda tidak memiliki hati."

Abu Hurairah berkata: "Hati itu ada adalah raja bagi anggota tubuh, dan anggota tubuh adalah rakyatnya, maka jika baik raja maka baik pula rakyatnya, dan sebaliknya jika rusak sang raja, maka rusak juga rakyatnya."

Rasulullah saw bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari Muslim)

Ya Allah anugerahkanlah kepada kami hati yang suci, bersih dan sehat, penuh dengan cinta dan iman. Hati yang selalu mengingat-Mu dan mencintai-Mu serta mencintai Rasul-Mu dan keluarganya serta sahabatnya. Hati yang mencintai tempat-tempat suci orang mukmin.

Ya Allah terangilah hati-hati kami dengan cahaya keimanan, terangi akal-akal kami dengan cahaya ilmu dan pengetahuan. Berikanlah kepada kami kecintaan kepada keimanan. Hiasilah hati kami dengan keimanan. Berikanlah kebencian kepada kami akan kekufuran, tidak bermoral dan berbuat dosa. Jadikan kami hamba-hamba yang mendapatkan hidayah. Jadikanlah kami pengikut Nabi Muhammad saw. Jadikanlah kami pewaris surga-Mu.

Maraji :
1. Al-Quran dan Terjemah DEPAG RI
2. Maktabah Syamilah
3. http://www.9ll9.com/vb/51031.html

Sabtu, 01 Mei 2010

Fenomena Facebook

oleh: Abdul Rohman,SS


BismiLLAHirrahmaanirrahiim.

"Ciri Baiknya Islam Seseorang adalah Meninggalkan Sesuatu yang tidak Bermanfaat"


Situs jejaring sosial facebook seolah sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah masyarakat kita. Keberadaannya telah menjadi candu bagi para penggunanya (facebookers). Sehingga menimbulkan begitu banyak manfaat dan tidak jarang menjadi mudhorot.
Kemudian pertanyaanya, bagaimana cara seorang muslim memanfaatkan teknologi yang ada ini sehingga dapat menjadi nilai tambah untuk dakwah.
Tulisan ini sekaligus menjawab persoalan yang diakibatkan oleh ketidakdewasaan para pengguna situs jejaring sosial facebook. Dibawah ini ada beberapa poin, diantaranya untuk memanfaatkan facebook sebagai sarana kita untuk berdakwah.
1. Berniat untuk bersilaturahiim, menghubungkan pertemanan yang sudah lama dapat dilakukan melalui facebook.
2. Diniatkan untuk menambah ilmu, content(isi) status facebook hendaknya yang memuat keilmuan ataupun setidaknya menjadi ibroh bagi pengguna yang lain.
3. Meninggalkan hal-hal yang berlebihan(lagwun)atau kata orang sekarang lebay.
4. Tidak dalam rangka mencari sensasi(popularitas), sebab seorang yang menyandang gelar ulama mereka seperti orang yang asing atau tidak mencari popularitas apalagi hanya sekedar sensasi.
5. Tidak Menimbulkan perpecahan dan permusuhan
Itulah setidaknya agar facebook menjadi bernilai dan bermuatan dakwah plus ilmiah. Karena tergantung kepada penggunanya apakan facebook bernilai manfaat ataukah sebaliknya. Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi tadzkiroh bagi kita semua.Amiin.

Jumat, 30 April 2010

Mujahid Dakwah


Sudah menjadi SunnatuLLAH bahwa disetiap zaman akan lahir seorang Mujahid Dakwah(Mujaddid). Tugas yang teramat mulia ini seharusnya menjadi kesadaran setiap individu muslim untuk bersungguh hati dengan tekad yang kuat memperjuangkan tegaknya kalimat ALLAH di muka bumi.
diantara mereka adalah

1. Hassan Al-Banna
2.
.
.
.
1001. Andakah Mujahid Dakwah Berikutnya ???

Jumat, 02 April 2010


مفهوم الحضارة والتقدم في الفلسفة الإسلامية

مفهوم الحضارة والتقدم في الفلسفة الإسلامية


Image

تحليل : محمد بن صايل*

إن المفاهيم والمصطلحات ذات أهميه بالغه ولها تأثير كبير, إذ هي تختصر كثيراً من المسافات والمعارف للوصول إلى الآخرين والتأثير فيهم , وتعطي مفهوماً مجملاً وكلياً للعلم أو الفكرة التي تعبر عنها , المفهوم الاصطلاحي يرسم ظلالا فكرية, ويرسل إشارات وإيحاءات مقصودة , والمفاهيم تعتبر من وسائل الغزو الفكري والتأثير في الشعوب, وقد يكون المصطلح موطن صراع بين اتجاهات كثيرة , وبعض المفاهيم يتعمد واضعوها أن تكون غامضة غائمة حتى تفهم على أوجه مختلفة, مثل العلمانية , الديمقراطية , العولمة , الحرية , الإنسانية وهكذا. ومن المفاهيم التي كثر حولها الجدال, وأخذت أوجها ً مختلفة في التفسير والنظر, مفهوم الحضارة والتقدم.

فالحضارة تعني الاستقرار والتمدن الذي ينتج عنه ممارسه الأنشطة المختلفة ذات الإنتاج والأثر المادي والمعنوي .فالحضارة نتاج للنشاط الإنساني بمختلف صوره المادية والمعنوية. يتضح من هذا أن الحضارة ليست شيئا واحدا وإنما هي انتماءات متعددة حسب الهوية الفكرية والتصور العقدي عن الإنسان ذاته, ما هو؟ ما وظيفته في الحياة ؟ ما هي مسؤولياته ؟ ما مصيره بعد الموت ؟وعن الإله الخالق لهذا الإنسان والكون, ما هي صفاته ؟ وما حقوقه على العباد ؟ وما العلاقة بين الإله والإنسان ؟ وعن الكون, ما هو ؟ و ما العلاقة بينه وبين الإنسان ؟فالتصور العقدي عن هذه المسائل المهمة هو الذي يصبغ الحضارة ويعطيها وسمها ووجهتها وهويتها .ولهذا قلنا إن الحضارة ليست نمطاً واحداً , وإنما كل حضارة لها طابع وانتماء , وعند التصنيف تنسب إلى أهلها كقوميه فنقول : حضارة العرب , حضارة الرومان , حضارة الفرس. أو تنسب إلى الديانة : حضارة إسلاميه , حضارة مسيحيه , حضارة وثنيه .أو تنسب الحضارة إلى الأرض التي أقيمت عليها مثل حضارة اليونان , والهند , ومصر ...

طابع الحضارة

المؤثر الذي يعطي للحضارة طابعها ومضمونها هو الدين . والدين هو الدينونة والخضوع لله, وهو فطرة الإنسان , ونحن نعلم من كتاب الله تعالى أن أول البشر هو آدم عليه السلام وهو نبي مكلم عابد لله وحده خاضع لشرعه , واستمر أبناؤه وذريته على التوحيد وشريعة الله عشرة قرون كما ثبت عن ابن عباس رضي الله عنهما.فالخضوع لدين الحق والهداية إلى توحيد الله هي الأصل في البشرية, ثم طرأ عليها الانحراف والوقوع في الشرك و الدينونه والخضوع الاختياري لغير الله سبحانه وتعالى , وتبعاً لذلك انحرفت الحضارة والسلوك البشري مما استوجب بعثة الرسل ليردوهم إلى الحق قال تعالى : } كان الناس امة واحدة فبعث الله النيين مبشرين ومنذرين { أي كانوا أمة واحدة على التوحيد وعبادة الله ,ووجهتهم الحضارية واحدة ,فانحرفوا عن ذلك, فبعث الله النبيين مبشرين بالجنة وداعين إلى الصراط المستقيم وتنقيه الحضارة من الانحرافات والشوائب؛ ومنذرين بالنار وسوء المصير لمن استمر على الانحراف ولم يتب ويرجع إلى الله والى الاستقامة على الصراط والهدى .والحضارة هي انعكاس لقيم المجتمع وسلوكه وإنتاجه المادي والمعنوي , وبهذا تعددت الحضارات تبعاً لتعدد القيم والمفاهيم والعقائد المسيطرة على المجتمعات , والفوارق بين الحضارات هي في الأصول والتصورات الإعتقادية الدينية. أما التنوع الحضاري في الصور والأشكال والوسائل فإنه يخضع لمؤثرات الزمان والمكان والعادات الاجتماعية وقد تتنوع الحضارة داخل الملة الواحدة لكن لابد أن يكون التصور العقدي حاضراً في منطلقاتها وأسسها .

الحضارات صراع أم وئام

كل حضارة مطبوعة بالملة والدين الذي يدين به أهلها وبناتها, وهي من هذا الجانب لا تقبل حضارة أخرى, فيكون بينهما صراع فكري عقدي حتى تتغلب واحدة على الأخرى,بحسب قوة أهلها وسلطانهم وثقتهم في حضارتهم واعتزازهم بها, فتكون هي الظاهرة والمهيمنة, لكنها لا تلغي الأخرى نهائياً, وإنما تبقى عند أتباعها محصورة عليهم وان كانوا قله . والحضارات فيها جوانب مشتركه مثل الصناعات والخبرات العلمية في الإنتاج والتيسيرات التقنية والطبية والعسكرية, وكذا التجارب البشرية في الإدارة والتمدن والمخترعات المادية, فإن المتأخر يستفيد من المتقدم ويبني عليه ويزيد أو يعدل, وبهذا يحصل الوئام والتعاون الحضاري وتبادل المنافع, والاستفادة من الخبرات, وكل أهل ملة يأخذون من المنتجات الحضارية ما يناسب ملتهم وأحكامهم ,ويعدلون في الوسائل والاستخدامات ما يناسب أحوالهم الفكرية, وعاداتهم الاجتماعية المبنية أصلا على التصور الفكري والبناء العقدي الديني.

أما إذا اخذوا المنتجات الحضارية بمحتواها الفكري من غير فرز وتمييز, فإنهم حينئذ ينصبغون بالحضارة الوافدة عليهم, ويضعف ولاؤهم لحضارتهم , وهذا يعرف في العصر الحاضر بالغزو الفكري الذي يتسلل إلى الأفهام والعقول حتى يحرفها عن إيمانها واعتقادها وهي تشعر أو لا تشعر وقد قرر علماء الاجتماع قاعدة أشار لها ابن خلدون في المقدمة وهي : أن المغلوب مغرم بتقليد الغالب فالحضارة الغالبة سياسياً وعسكرياً وتقنياً, سيكون لها أتباع من المغلوبين والمنهزمين فكرياً وسياسياً, فيرحبون بها, ويدعون لها, ويتمنون من بني جلدتهم أن يكونوا مثل غالبيهم في كل شيء , وهذه أخطر مرحلة تمر بها أمة من الأمم؛ تتنازل عن قيمها وتغرم بحضارة الغازي الغالب , ومع أن الصراع بين الأمم وغلبة بعضهم بعضا سنة كونية كما قال تعالى : { إن يمسسكم قرح فقد مس القوم قرح مثله وتلك الأيام نداولها بين الناس }.غير أن مجرد الغلبة والظهور من أمة على أخرى لا يعني الذوبان إذا كانت الأمة المغلوبة معتزة بحضارتها, وواثقة من حقها , قال تعالى : { فلا تهنوا وتدعون إلى السلم وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين }.فالمؤمن بعقيدته لا تنهزم نفسه وروحه وإن هزمه عدوه عسكرياً, فإن هذه الهزيمة لا تؤدي به إلى الوهن والانهزام الداخلي , وإنما هي جولة يستعيد بعدها قوته, فيتغلب على عدوه , أما إذا انهزم من داخل نفسه فأنه سُيقنِع نفسه بأن لا فائدة من المقاومة فيرضى بالهزيمة وتوابعها, ويبرر لنفسه بالواقعية وتبدل الأحوال ويسم من لا يوافقه على الانهزام بالتهور وعدم الواقعية في التعامل .

الحضارة و المدنية

يخلط بعض الناس بين الحضارة والمدنية أو التمدن, فيجعل التمدن هو الحضارة, مع أن التمدن صوره من صور الحضارة وثمرة من ثمارها , فقد تكون الحضارة في أوج قوتها وصفائها ولكن التمدن أقل ظهورا كما هو الحال في العهد النبوي, وعهد الخلفاء الراشدين , كانت امة الإسلام في أرقى سلم الحضارة, حيث حررت الإنسان من عبادة غير الله, وقررت العدالة في أرقى صورها, وساد الأمن والإخاء بكل معانيه ومقاصده , من الأمن الروحي, والأمن النفسي, والأمن المجتمعي, والأمن الفكري, والأمن المستقبلي, فلا خوف في الحال ولا خوف في المستقبل لان الإيمان الصحيح هو الذي يعطي الأمن والطمأنينة قال تعالى : { الذين آمنوا وتطمئن قلوبهم بذكر الله ألا بذكر الله تطمئن القلوب } , فهذا أمن في الحال.وقال تعالى : { الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون } , وهذا أمن في المستقبل .فالسمو الحضاري والطمأنينة النفسية حاصلة وإن لم يكن تقدم مدني , بل قد يكون التقدم في التمدن ومظاهره سبباً في الشقاء إذا لابسه انحراف وتنافس , وقد أشار الحديث النبوي إلى شيء من هذا, قال صلى الله عليه وسلم : ( إنما أخشى عليكم الدنيا أن تنافسوها كما تنافسوها – أي من كان قبلكم من الأمم- فتهلككم كما أهلكتهم ) . ولاشك أن المدنية وتيسيراتها وخدماتها المتنوعة شيء محبب للنفوس, وتميل إليه وترغب فيه, لكن يجب أن تبنى هذه المدنية على أسس لا تعود على أصل الدين بالنقض و النقصان .يقول الشيخ أبو الحسن الندوي : إن الدين وثيق الصلة بالحضارة , فلا بد أن يكون هناك انسجام وتجاوب بين ما يعتقده الإنسان ويؤمن به , وبين الحياة التي يعيشها , فإذا كانت هناك فجوة بين العقيدة وبين الحياة ؛ الدين والعقيدة في واد , والحياة في وادٍ, فإنه دين لا سيطرة له على الحياة أما والدين الحي , الدين السماوي فهو الذي يسيطر ولا يُسيطر عليه , ويحكم ولا يُحكم عليه , الدين الذي يسود ويقود , لا الدين الذي يقاد ويفسر كما يشتهي الإنسان . الدين الصحيح هو الذي يسبك الحياة سبكاً جديداً ويتحكم في الحياة , بقول : هذا خالص وهذا زائف , وهذا حلال وهذا حرام , وهذا صواب وهذا خطأ ,فالدين صبغة يصطبغ بها الإنسان من الرأس إلى القدم, تصطبغ به حياته, تصطبغ به أساليب فكره, تصطبغ به موازين القيم, تصطبغ به المقاييس التي يطبقها للحياة, تصطبغ به حياته المنزلية وحياته العائلية وحياته المدنية .

إن الدين الذي جرد عن المدنية فكان ديناً ولا حضارة , كان دينا ولا اجتماع , كان دينً ولا حياة فهو كطائر مقصوص الجناح منتوف الريش لا يستطيع أن يطير ويحلق في الأجواء.أما الدين الحقيقي فهو الدين الذي يطير بجناحيه في أجواء من الأخلاق والمعاملات و السياسة والمدنية , وهو يسبك الحياة سبكا مطابقا لعقيدته ولما يدين به .ظهر الإسلام فأنتج حضارة كاملة بحذافيرها, حضارة زاهية زاهرة, حضارة حكيمة عادلة, حضارة مؤسسةً على توحيد الله تبارك وتعالى والإيمان به , وعلى ذكر الله تعالى, واستحضار قدرته, واستحضار الآخرة, والإيمان بأن الآخرة خير من الأولى, مؤسسة على العدل الاجتماعي, وعلى الاحترام للإنسانية, والرحمة بها, وعلى الجمع بين الواجبات والحقوق في وقت واحد والأخذ والعطاء, والإفادة والاستفادة في حين واحد, وعلى الاعتراف بقيمة الإنسان أيً كان وأينما كان, هذه الحضارة قامت على أساس العقيدة, وعلى أساس التربية الإلهية, والنصوص القرآنية السماوية, وعلى أساس السيرة النبوية, فكانت أزهى حضارة وأعدل حضارة, وأعقل حضارة وأعلم حضارة, وأفضل حضارة جربها الإنسان.فكل دين يجرد من الحضارة دين صائر إلى الانقراض ومصيره الزوال السريع, وكل دين يرضى أهله بهذا الموقف الضعيف المتخاذل بحيث يرضون من الدين بالعقيدة , ولا يلحون على مدنية خاصة , هي نتاج هذا الدين , ويقتبسون أو يستوردون من مدنية أخرى هي وليدة بيئة أخرى وسليلة ديانة أخرى ونتيجة أحداثٍ وعوامل مرت بها أمة خاصة أو بلد خاص, فإنهم يفقدون مع الأيام شخصيتهم, ويفقد الدين الذي دانوا به السيطرة على نفوسهم وعقولهم ويكونون صورة صادقة أو نسخة مضبوطاً للأمة التي تطفلوا على مائدتها, واقتبسوا منها الحضارة ونمط الحياة , وهذا مانتخوفه اليوم على العالم الإسلامي الذي يقتبس من الغرب مدنيته وأساليب حياته.

لقد تم الربط في الحياة المعاصرة بين مفهوم الحضارة والمدنية , وتصور كثير من الناس أن الحضارة هي المدنية , وجاءنا الغرب بمدنيته البراقة والمنظمة حقا والمتفوقة تقنياً ليمحو حضارتنا وقد قبلنا هذا المدنية بعجرها وبجرها, وهي نتاج ملة غير ملتنا , وصبغتها تخالف حضارتنا في أهدافها وخططها وإعلامها, وتنظيماتها الاجتماعية في اللباس والعادات والأعياد , بل حتى في تنظيم الأسواق والعمران , فإن العولمة تحاول جعل العالم كله صورة واحدة بصرف النظر عن خصوصيات الشعوب وعاداتها المرتبطة بقيمها ومفاهيمها وتصوراتها العقدية بل حتى التنوع الجغرافي والبيئي لم يعد له أثر.لقد كان التنوع الجغرافي يرسم أنماطاً من المدنية في العمران واللباس والعادات داخل الحضارة الواحدة والملة المشتركة مما يعطي لوحة جمالية وأفكاراً إبداعية لها ارتباط بالمكان والإنسان , أما الآن فقد بدأت تختفي هذه الأنماط والتنوع , فالعالم كله يسير إلى نمط واحد وقالب متماثل بفعل العولمة وسيطرة القوة الناعمة والغاشمة .

مفهوم التقدم

المستقر في أذهان كثير من الناس هو الربط بين الجديد ومفهوم التقدم, فكل جديد هو تقدم عندهم والإيحاء لهذا أن كل قديم هو تخلف , ولهذا يسارع الناس إلى المحدثات والصرعات والموضات على اعتبار أنها تقدم, وفاعلها يوصف بأنه متقدم ومتحضر, لأن بين مفهوم التقدم والحضارة ارتباط حيث أن الحضارة الحقة تنتج عالماً متقدماً يعمل الحسن ويترك السيئ .وعلى هذا الفهم الملتبس بين مفهوم التقدم والحضارة جرى تقسيم العالم إلى دول متقدمة, وهي الدول ذات التنظيم والتمدن و التقنية العالية والقوة الاقتصادية والعمران الشاهق والدخول المرتفعة بصرف النظر عن السلوك الأخلاقي والسعادة النفسية والأمن المجتمعي .ودول متخلفة, وقد تسمى - مجاملة - نامية وهي الدول الفقيرة ذات الدخول القليلة, والتخلف العمراني والتقني. ويدخل تحت هذا الإسم أغلب دول العالم الإسلامي .ولاشك أن الفقر والتخلف التقني وضعف التنظيم الإداري والعمراني كلها مظاهر غير مرغوبة ويجب على الأمة السعي لامتلاك عناصر القوة وإسعاد المجتمع الإنساني .والعالم المعاصر اليوم يعيش بين تخلفين ؛ فما يوصف بالعالم المتقدم ماديا ومدنيا يعيش تخلفاً روحياً وضعفاً أخلاقياً وضغوطاً نفسية أودت بمكونات الإنسان الأساسية إلى الهلاك والدمار .ولهذا تنبأ كثير من فلاسفة الغرب سقوط حضارتهم لأنها اهتمت بالجانب المادي وجانب اللذة والشهوة الجسدية على حساب الروح والأخلاق والقيم .فقد ألف العالم الأمريكي الكسيس كارليل كتابه الشهير : ( الإنسان ذلك المجهول) , لينادي على العالم المعاصر بأنه يجهل ذات الإنسان الذي تصنع الحضارة من أجله , ولهذا فكثيراً من عمله وإنتاجه غير مناسب له، بل هو مدمر لخصائصه .

كما أطلق العالم الألماني ( ألبرت اشفيتسر ) نداءً آخر من خلال كتابه : ( إنحلال الحضارة وإعادة بنائها ) وقد عرّف الحضارة بقوله : الحضارة - بكل بساطه -عناها بذل المجهود بوصفنا كائنات إنسانية , من أجل تكميل النوع الإنساني وتحقيق التقدم في أحوال الإنسانية وأحوال العالم الواقعي , وهذا الموقف يتضمن استعداداً مزدوجاً , فيجب :

أولاً : أن نكون متأهبين للعمل ايجابياً في العالم والحياة .

ثانياً : أن نكون أخلاقيين . فهو يركزعلى أن الإيجابية والأخلاق هي التي تبني الحضارة الصالحة المناسبة لكيان الإنسان وخصائصه ، ويزيد هاذا المعنى إيضاحاً بقوله: هناك حقيقتان هما:

1- أن طابع الحضارة أخلاقياً في أساسه, وهذا ما تفقده المدنية الغربية المعاصرة.

2- وأن ثمة ارتباطاً وثيقاً بين الحضارة وبين نظريتنا في الكون .

ويقول كولن ويلسون : لا تستطيع الحضارة أن تستمر في وضعيتها العمياء الحاضرة , منتجة ثلاجات أفضل . وشاشات أوسع للسينما , مجردة البشر باستمرار من كل معنى للحياة الروحية

قلت: وفقدان المدنية الغربية المعاصرة للتوازن بين الحياة الروحية والأخلاقية وبين الحياة المادية صبغ مدنيتهم بالتخلف الخطير الذي يقضي على الحياة البشرية وإن كانت صورتها متقدمة مادياً.

والتخلف الثاني: هو تخلف ما يوصف بالدول النامية فإنها تركت مقومات حضارتها, واتجهت إلى المدنية الغربية, تـقلدها وتجعلها مَثلَها الأعلى, و تتمنى أن تلحق بركبها وهي لا تملك المقومات التقنية والقدرات التنظيمية التي عند الغرب, فتركت قيمها ومقومات حضارتها أو خلطتها بالقيم الغربية, ثم لم تستطع المنافسة ولا القرب من المستوى المادي والتقني للنظم الغربية, فهي كالغراب الأعرج الذي حاول تقليد مشية الطاووس فلم يستطع وحاول العودة إلى قطيع الغربان فنسي طيرانهم .
ومصطلح التقدم لفظ مغري غير أنه يستخدم كثيراً في غير موضعه الصحيح حتى صار قريناً للتغيير والتبديل والتخلي عن الموروث العلمي والثقافي والاجتماعي، بل حتى النص الشرعي طاله شيء من الترك أو التحريف باسم التقدم والتطور والحضارة.وهذه المصطلحات يجب ضبط دلالاتها، وتوضيح مقاصدها لعامة الناس، حتى لا تروج عندهم الدلالات البديلة والملتبسة ،التي يقصد بها تسويق الباطل تحت مسميات واصطلاحات غير مثيرة ولا ينتبه العامة لمقاصد مستخدميها، حتى إذا نُسِي الأصل ودُرِس العلم ثبتت الدلالات البديلة وسوقت علناً.

Read more: http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?c=ArticleA_C&cid=1269509432181&pagename=Zone-Arabic-Namah%2FNMALayout#ixzz0jxzAzmQM

Rabu, 24 Maret 2010

10 Alasan Kenapa Harus Mendukung Kemerdekaan Palestina

10 Alasan Kenapa Harus Mendukung Kemerdekaan Palestina

Rabu, 24/03/2010 11:58 WIB

KNRP - Banyak suara mengatakan, "Ngapain jauh membela Palestina, di sini saja banyak yang perlu di bantu." Di bawah ini 10 "dalil" mengapa harus membantu Palestina"

Hidayatullah. com--Baru saja hajatan akbar umat Islam di tanah suci dengan peribadahan yang sangat suci usai ditunaikan. Ibadah haji yang mampu mengundang tiga juta umat Islam berkecukupan itu terlaksana dengan baik. Mereka dapat bersatu dengan satu warna, satu acara, satu gerakan dan satu tujuan mengabdi kepada Allah dan menjunjung kalimat Allah. Begitu pula ekpresi keimanan menapaktilasi jejak Nabi Ibrahim dan putranya Ismail yang dengan patuh melaksanakan perintah berkurban nyawa. Kaum Muslimin seduniapun melakukannya dengan antusiasme sangat baik.
Di tiga belahan dunia, Asia, Eropa, Amerika dan Australia, mereka menumpahkan darah hewan kurban dengan gembira. Namun selang sekejap sebelum bau anyir darah hewan kurban itu hilang, sebelum semua jamaah haji sampai ke rumah masing-masing, musuh Allah agresor Israel membantai sadis 500 lebih kaum Muslimin, melukai 2500 lainya, meluluhlantakkan ribuan rumah, sarana publik yang tak terhitung dan selalu akan bertambah di Gaza Palestina. Bau anyir darah hewan kurban berganti dengan anyir darah kaum Muslimin. Anehnya pembantaian di depan mata 1,3 milyar kaum Muslimin (versi Vatikan per 31 Maret 2008, mengungguli umat Katholik dunia) bisa berlangsung dengan "aman dan lancar" tanpa kendala yang berarti. PBB seolah menjadi "Persatuan Budak-Budak" (Israel dan sekutunya), dewan keamanannya kehilangan rasa aman dan akal sehat manusia sedunia harus ditukar dengan logika bejat tiga dajjal dunia Olmert, Bush dan Kevin Rudd yang menganggap penjajah sebagai kurban, sementara pembela tanah air sebagai teroris tak berprikemanusiaan.

Ada apa dengan kaum Muslimin dunia? Sebagian banyak masih dapat tertawa 15 jam dalam sehari, prihatin sebentar saat menyaksikan berita, lalu tertawa lagi tanpa merasa perlu berbuat apa-apa. Di kala Israel memborbardir dengan bom melalui pesawat udara, kaum Muslim baru bisa berunjuk rasa dan "membombardir" udara dengan kata-kata.
Lebih minim lagi tak sedikit kaum Muslim yang seolah tak terpanggil jiwa dan hatinya di saat banyak saudara mereka dianiaya. "Ngapain mikir yang jauh di sana, wong di sini saja banyak yang menderita, " begitu argumen sering kita dengar. Ada pula di saat ribuan darah kaum Muslim "dibantai" masih sempat mengeluarkan larangan berdemo membela Palestina.

Pertanyaannya, kenapa sikap mayoritas ompong itu bisa terjadi? Dua hal yang pasti adalah lemahnya iman dan minimnya pengetahuan tentang fikih dalam pembela agama, negara dan pengikutnya.

Di bawah ini ada sepuluh alasan syar'i, kenapa kaum Muslim harus membela saudara-saudara Muslim yang ada di Palestina;

1. Kaum Muslimin sedunia adalah saudara seiman.
Allah berfirman:" Sesungguhnya orang-orang yang beriman tak lain adalah saudara".(QS. Al-Hujurat:10) . Sudah tentu dengan firmannya itu Allah Maha Tahu bahwa orang mukmin di dunia ini tidaklah terkategori dalam tiga penjuru persaudaraan nasab dekat yaitu ke atas (ayah/ibu dst), sederajat (kakak/adik) , ke bawah (anak, cucu dst) barangkalai mereka baru ketemu nasab di umatnya nabi Nuh yang selamat. Walaupun begitu Ia menyatakan bahwa mereka adalah saudara yaitu saudara seiman. Rasulullah menegaskan dengan sabdanya: "Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya" (HR. Bukhari no: 2262 dan Muslim no: 4650). Dan tak satupun ulama yang berpendapat bahwa persaudaraan tersebut adalah persaudaraan nasab bukan iman.Bila demikian, maka poin ke dua di bawah ini adalah hak saudara yang harus ditunaikan saudara yang lain.

2. Membebaskan saudara dari sasaran kedzaliman adalah wajib, bahkan dari berbuat kedzaliman. Sedangkan membiarkannya berarti terancam laknat Allah
Yang menjadi dasar dari kewajiban ini adalah terusan hadis di atas, dimana selengkapnya Nabi bersabda: "Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak berbuat dzalim kepadanya juga tidak membiarkannya tersakiti/terdzalim i". Dasar lain yang cukup populer adalah sabda Rasul : "Tolonglah saudaramu dalam kondisi dzalim maupun didzalimi" (HR. Bukhari no:2263) Dalam shahih Muslim diterangkan tentang maksud hadis tersebut, di mana Nabi bersabda: "Jika dia berbuat dzalim, maka kau cegah dia dari kedzalimannya itu, itulah yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia didzalimi maka wajib pula bagi yang lain untuk menolongnya terbebas dari kedzaliman itu" (HR. Muslim , no:4681). XII,463.

Saudara kita kaum Muslimin di Gaza Palestina adalah korban kedzaliman yang sangat keji sepanjang sejarah dunia modern nan "beradab" ini. Maka dari itu tak ada alasan bagi kaum Muslimin dunia untuk tidak membela mereka semaksimal mungkin. Bila tidak, Ibnu Abbas telah meriwayatkan dari Rasulullah sebuah hadis qudsi dimana Allah befirman: "Demi keperkasaanku dan keagunganku, sungguh aku akan membalas orang dzalim di dunia maupun akhirat dan sungguh aku juga akan membalas dendam orang yang menyaksikan orang yang terdzalimi sementara ia mampu menolongnya kemudian ia tidak membelanya" (HR. Thabrani dan Hakim)

3. Jihad fisik adalah fardhu kifayah saat cukup dengan sebagian, bila tidak adalah fardhu 'ain
Pada saat ini sungguh nyata bahwa bila kaum Muslimin di Gaza dibiarkan bertumpu pada kekuatan dan potensi sendiri, jelas tidak seimbang dari berbagai sisi, personil, senjata maupun logistik. Israel Defence Forces (IDF, angkatan bersenjata Israel) memiliki 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam, rudal, peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan).

Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau helikopter patroli satu pun. Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin, modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung komando Israel.

Kurang lengkapkah penderitaan dan keprihatinan kondisi saudara kita di sana untuk mengubah hukum fardhu kifayah menjadi fardhu 'ain? Jelas berlebih. Maka fardhu 'ain bagi setiap Muslim untuk berjihad untuk membantu saudaranya itu sesuai kemampuan maksimal masing-masing. Bagi yang mempunyai potensi fisik, sarana dan skill, maka –selama memungkinkan- wajib bergabung dengan saudaranya di Gaza. Yang lain wajib saling melengkapi, antara yang berkemampuan secara fisik maupun perbekalan/biaya. (Lihat: Ibn Hajar, Fath al-Bari :IV, 431, Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim : VI, 335, Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, II,621)

4. Mengenyahkan kemungkaran adalah wajib
Segala tindakan yang berseberangan dengan syariat adalah kemungkaran. Dan untuk itu Rasulullah bersabda: "Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan/kekuasaannya , jika tidak mampu maka dengan lisannya dan bila tidak bisa maka dengan hatinya dan yang demikian adalah (indikasi) selemah-lemahnya iman" (HR. Muslim no:70)

Itulah perintah Nabi untuk menyikapi kemungkaran secara umum, sedangkan yang terjadi di Gaza tak sekedar kemungkaran biasa, tetapi adalah kekejian (fahisyah) alias kemungkaran tingkat tinggi. Maka dari itu mengenyahkannya adalah wajib.

5. Orang mukmin harus membantu tetangganya yang membutuhkan
Dalam rangka solidaritas kepada tetangga untuk urusan perut Rasulullah bersabda: "Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam kondisi kenyang sementara tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya" (HR. Thabrani dan Hakim). Bagaimana dengan urusan nyawa? Masih adakah sisa keimanan bila seorang Muslim sengaja tidak berjibaku untuk membantu?

6. Israel adalah perampok wilayah kaum Muslimin Palestina secara nyata tanpa diragukan sedikitpun
Terlalu banyak catatan sejarah pencaplokan Israel terhadap tanah Palestina sejak 1946 hingga 2008

7. Israel memproses pengambilalihan dan penghancuran Masjid al-Aqsa, warisan Islam
Masjid Al-Aqsa (Arab: masjid terjauh) adalah salah satu bangunan yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur) atau dikenal Al-Haram asy-Syarif .

Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari lokasi ini pada tahun 621 Masehi, menjadikan masjid ini sebagai tempat suci di Islam (lihat Isra' Mi'raj.)

Masjid Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka'bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke Baitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam di Mekkah (13 tahun) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat shalat dipindah ke Ka'bah (di Masjidil Haram, Mekkah) hingga sekarang.

Masjid yang direnovasi oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H ini akhirnya disepakati menjadi warisan suci kaum Muslim sedunia. Karena itulah, tatkala kaum Yahudi berusaha membakarnya tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut juga menyebabkan sebuah mimbar kuno yang bernama "Shalahuddin Al-Ayyubi" terbakar habis.

8. Israel telah Membunuh Banyak Nyawa Kaum Muslim dan Warga Palestina lain
Dalam sejarahnya pendirian Negara Israel (14 Mei 1948), kaum Yahudi ini tak pernah kering dari genangan darah dan air mata warga Palestina.

9 April 1948, Menachem Begin memimpin pasukan Irgon Israel menyerang desa Der Yasin dan melakukan pembantaian warga desa di sana. Dalam aksi ini, Zionis-Israel membantai lebih 254 orang Palestina laki-laki, wanita dan anak-anak (dalam sebagian riwayat disebutkan jumlahnya lebih 360 orang dari jumlah total penduduk desa 600 jiwa) secara keji dan biadab. Sebagian besar jasad korban dibuang ke dalam sumur-sumur yang ada. Bergabung dalam pembantaian itu, dua geng "teroris" Yahudi, Shtern yang dipimpin oleh Yizhak Samer yang mewarisi Menachem Begin menjadi PM Israel di awal tahun 80 an dan kelompok "teroris" Yahudi, Hagana dengan pimpinan David Ben Gorion. Geng-geng Yahudi tersebut dibentuk dengan nama "pertahanan Israel".

Menachem Begin, yang kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri Zionis Israel 1977 -1983 bahkan diberi hadiah Nobel perdamaian. Ia sempat mengungkapkan kebanggaannya dengan pembantaian ini, serta menganggapnya sebagai alasan penting dalam pendirian negera Yahudi dan pengusiran Arab (Palestina). Begin mengatakan, "…Orang-orang Arab mengalami goncangan dahsyat tanpa batas setelah berita (pembantaian) Der Yasin. Mereka mulai melarikan diri guna menyelamatkan nyawa-nyawanya… , dari 700 ribu jumlah orang Arab yang tinggal di Israel sekarang tidak tersisa kecuali 165 ribu saja" … "apa yang terjadi di Der Yasin dan apa yang diberitakan tentangnya telah membantu pelempangan jalan kita untuk menggapai kemenangan di dalam pertempuran sengit di arena perang. Legenda Der Yasin telah membantu kita secara khusus menyelamatkan perang Haifa" … "pembantaian Der Yasin memiliki dampak dan pengaruh luar biasa dalam jiwa orang-orang Arab (Palestina) yang menyamai 6 kebahagian serdadu-serdadu. "

Kasus pembantaian seperti di Der Yasin terjadi berulang-ulang di desa-desa Arab (Palestina) lainnya saat terjadi perang tahun 1948. Kasus serupa terjadi di Thantura, Nashiruddin, Bet Daras dan yang lainnya. Seorang sejarawan Israel yang juga seorang peneliti dalam militer Israel kala itu, Aryeh Yeshavi telah mengakui hal itu dengan mengatakan, "Jika kita total fakta-fakta dan realita kita mengetahui bahwa pembantaian Der Yasin terjadi terlalu jauh dari tabiat yang semestinya guna menduduki desa Arab, terjadi pernghancuran terbanyak jumlah rumah di dalamnya. Dalam aksi-aksi ini telah dibunuh banyak sekali wanita, anak-anak dan orang tua."

6 Februari 2001, Tatkala Ariel Sharon menjadi Perdana Menteri, menggantikan Ehud Barak, Mantan Menteri Pertahanan Israel tahun 1982 itu, membantai 2.000 lebih pengungsi Palestina di Sabra dan Satila.

5 Maret 2002, pusat Rehabilitasi Tuna Netra al-Nur, yang didirikan dan dijalankan oleh PBB dan satu-satunya sekolah untuk anak tuna netra di Gaza, dibom. Menteri Pendidikan Palestina mengungkap bahwa 435 anak-anak tertembak mati antara September 2000 dan Maret 2002, 150 di antaranya anak-anak usia sekolah, dan 2402 anak-anak terluka.

Tahun 2006, Sharon juga terlibat mengerahkan 90.000 tentara Israel ke Libanon, yang didukung 1.200 truk, 1.300 tank, dan 634 pesawat tempur dengan peralatan canggih. Dalam tempo satu pekan, sebanyak 200.000 penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal, 20.000 orang mengalami luka-luka, dan ribuan terbunuh.

9. Israel Pelangggar Perjanjian dan Konvensi Paling Utama
Entah ada berapa kali perjanjian damai antara Israel dan Palestina selalu dikhianati Israel. Semua rancangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat (AS) semua berantakan gara-gara ulah Israel yang selalu mengabaikan resolusi apapun. Israel tetap melakukan pelanggaran dan senantiasa meneruskan membunuh dan pengusiran warga Palestina demi perluasan wilayah.

Yang tidak banyak orang tahu, jumlah resolusi yang diabaikan oleh Israel telah mencapai 69 buah. Bayangkan seandainya satu Negara Islam mengabaikan 1 resolusi PBB, apa yang akan dilakukan oleh Amerika?

10. Israel Sumber Agresor & Kerusakan
Israel berada di belakang Amerika dan Uni Eropa dalam menolak kemanangan Hamas setelah memenangkan Pemilu secara demokratis bulan Januari tahun 2006. Bersama Amerika pula, Israel memasukkan Harakah Muqowamah Al-Islamiyah (Hamas) sebagai kelompok-kelompok "teroris". Israel juga berada dibalik pelarangan setiap bentuk dialog dengan Hamas, meski kelompok ini menang Pemilu, sebagaimana diinginkan dunia Barat dan Eropa.

Sikap Amerika dan negara-negara Eropa dan Israel yang menolak Hamas menunjukkan betapa perdamaian dan demokrasi yang seringkali dielu-elukan Barat selama ini hanyalah sekedar slogan, tidak lebih. Mereka menggembar-gemborka n perdamaiandan demokrasi tetapi mereka menghianatinya sendiri. Kasus serupa juga terhadi di Aljazair tahun 1991 dan Somalia, ketika Islam memenangkan suara.

Al-Quran sangat jelas menyebut karakter "aggressor" dan ulah pembuat kerusakan ini. Sebagaimana firman Allah, "Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan meyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." [QS. al-Isra': 4]. [abdul kholiq/ www.hidayatullah. com]