Ahlan WaSahlan...!!!
Selamat Datang Di Situs Pribadi Abdul Rohman Muqri-Membangun Tradisi ILMIAH.

Profil

Rabu, 24 Maret 2010

Apa Yang dimaksud Masjid al Aqsha?

Al Aqsha Dalam Bahaya
Apa Yang dimaksud Masjid al Aqsha?

Selasa, 23/03/2010 13:22 WIB

Apa Yang dimaksud Masjid al Aqsha?
Oleh: Syeikh Raid Shalah (Ketua Harakah Islam di wilayah Palestina 48)

Saya menemukan ketidakfahaman dan ketidaktahuan pada sebagian (besar) umat Islam tentang apa yang dimaksud dengan Masjid Al Aqsha Al Mubarok? berapa luasnya? dan bangunan apa saja yang ada di dalamnya?

Ketidaktahuan Umat tentang hal ini sudah barang tentu merupakan sebuah fenomena yang menyedihkan. Dari banyak perjalanan yang saya lalui, apakah selama menunaikan ibadah Haji, atau keikutsertaan saya dalam konferensi-konferensi Islam, dan interaksi dengan berbagai elemen Umat baik di musim Haji maupun Umrah, saya punya kesimpulan bahwa kaum Muslimin masih memiliki pemahaman yang salah tentang Masjid Al Aqsha.

Sebagian mereka menyangka bahwa Qubah As Shokhrah (Dome of The Rock atau masjid berkubah kuning emas) adalah al Aqsha. Sebagian lagi mengira, bahwa Mushalla Al Marwani adalah bangunan tersendiri, bukan merupakan bagian dan tidak ada kaitanya sama sekali dengan al Aqsha al mubarok. Sebagian lagi bahkan kebingungan ketika mendengar istilah “al Aqsha al Mubarak” dan istilah “al Aqsha Al Qadim” (al Aqsha Kuno).

Karenanya saya pikir adalah sesuatu yang urgen dan mendesak untuk mengangkat dan menjelaskan permasalahan ini. Tidak bisa dianggap wajar jika seorang muslim atau seorang arab ketika dia tidak mengetahui yang mana al Aqsha, karena ketidak tahuan terhadap hakikat Masjid al Aqsa adalah awal yang memilukan bagi (ancaman) hilangnya al Aqsha al Mubarak.

Sebaliknya, mengetahui dan memahami dengan baik (hakikat Masjid al Aqsha) merupakan prasyarat mutlak demi terwujudnya kesucian, kemuliaan dan kemerdekaan al Aqsha al Mubarok, meski orang-orang kafir pasti tidak menyukainya. Karena itu, saya bertanya kepada diri saya pribadi dan kepada Kaum Muslimin, “Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan al Aqsha al Mubarok itu?”

Mujiruddin Al Hanbali (seorang Alim yang lahir di kota Al Quds dan merupakan keturunan dari Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab*) dalam kitabnya Al Anas Al Jalil (sebuah buku yang secara panjang lebar menerangkan tentang sejarah Baitul Maqdis sejak didirikannya hingga tahun 900 H/1494 M dan merupakan referensi paling lengkap tentang kehidupan ilmiah pada masa Dinasti Ayub dan Raja-raja Mamluk.

**Dia katakan: “ Yang populer dikalangan masyarakat bahwa al Aqsha dalam konteks kiblat yaitu keseluruhan bangunan ditengah-tengah Masjid yang di dalamnya terdapat mimbar dan mihrab besar. Padahal sesungguhnya yang dimaksud al Aqsha adalah sebutan bagi seluruh komplek Masjid yang dibatasi oleh dinding pembatas. Maka bangunan yang terdapat di dalam masjid dan bangunan-bangunan lainnya, seperti Qubbah as Shakhrah (Dome of The Rock), ruwaq-ruwaq (mihrab-mihrab masjid) dan bangunan-bangunan lainnya adalah bangunan-bangunan baru. Dan yang dimaksud dengan al Aqsha adalah komplek yang dibatasi oleh dinding pembatas.” Ad Dubbagh dalam bukunya Al Quds mengatakan: “ Al Haram Al Qadasi (wilayah harom yang suci) terdiri dari dua bangunan masjid; pertama, Masjid Ash Shakhrah (atau Qubbah Ash Shakhrah). Kedua, Masjid al Aqsha, serta bangunan-bangunan apa saja yang ada disekitarnya, hingga dinding pembatas sekalipun.”

Dengan dasar ini, jelaslah bagi kita bahwa semua kawasan yang ada di dalam batas dinding al Aqsha al Mubarak adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak. Bahkan dindingnya itu sendiri merupakan bagian dari al Aqsha. Dalam artian, dinding dan semua pintu gerbang yang ada padanya adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha yang diberkahi.

Sebagai contoh, Dinding sebelah Barat adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha, begitu pula dengan Tembok Al Buraq yang merupakan bagian dari Dinding Barat tersebut adalah juga bagian tak terpisahkan dari masjid al Aqsha. Dan Ribath al Kurd yang juga bagian dari Dinding Barat, merupakan bagian tak terpisahkan dari al Aqsha. Demikian pula dengan semua pintu masuk yang ada di Dinding Barat tersebut seperti Pintu Barat (Bab Al Magharibah), juga semua bangunan yang ada di Dinding Barat seperti madrasah At Tankaziyah, semuanya bagian tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak.

Saya, yakin mayoritas Umat Islam belum mengetahui tentang hakikat ini. Dan adalah kewajiban bagi mereka untuk mengetahuinya. Maka bagi yang telah mengetahui hakikat-hakikat ini akan memaaham betul bahwa telah terjadi pelanggaran yang nyata terhadap al Aqsha al Mubarak hingga saat ini. Seperti, Perombakan dan pengalihfungsian Tembok Al Buraq yang merupakan bagian dari al Aqsha yang sekarang ini terkenal dengan sebutan “Benteng Ratapan” (sebagai bentuk penyesatan makna) adalah salah satu bentuk penistaan yang nyata dan terus-menerus terhadap al Aqsha al Mubarak. Juga penutupan Pintu Barat (yang merupakan bagian dari al Aqsha) yang dilakukan Israel hingga saat ini. Serta pengalihfungsian Madrasah At Tankaziyah (yang merupakan bagian dari al Aqsha) menjadi barak militer Israel hingga saat ini. Semua itu merupakan bentuk-bentuk pelanggaran yang nyata dan berkesinambungan terhadap Masjid al Aqsha al Mubarak. Saya ulangi-ulangi sebagai penegasan, dan siapa saja yang masih tidak faham tentang hal ini, sungguh keterlaluan.

Orang yang mengetahui hakikat al Aqsha al Mubarak maka secara otomatis akan mengetahui apa bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan secara berkesinambungan dan apa saja penistaan-penistaan nyata yang dilakukan terhadap al Aqsha. Dan saya ingin katakan: “ Bahwa Benteng Timur dan Benteng Utara serta Selatan yang mengelilingi al Aqsha al Mubarak dengan semua pintu dan bangunan yang ada padanya adalah bagian tak terpisahkan juga dari al Aqsha!!

Sungguh tragis petaka yang menimpa Masjid Al Aqsha hingga detik ini jika dilihat pemahaman yang mengantarkan kita kepada hakikat al Aqsha al Mubarak ini!! ٍٍSaya juga ingin menegaskan lagi bahwa semua bangunan yang ada di komplek yang dikelilingi oleh tembok pembatas mirip segi empat ini adalah bagian tak terpisahkan juga dari al Aqsha al Mubarak!! maka pelataran berpasir yang ditanami pohon Zaitun dan pepohonan lainnya adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha. Tempat aliran air, kubah-kubah, tembok-tembok pembatas, gapura-gapura serta bangunan-bangunan lainnya adalah bagian tak terpisahkan dari Masjid al Aqsha al Mubarak.

Saya ulangi lagi, bahwa yang mengetahui dan memahami hakikat inilah yang akan mengerti nestapa dan kegelisahan yang menyelimuti al Aqsha al Mubarak!! Salah satu bangunannya yang terletak di dalam dinding pembatas telah dialihfungsikan menjadi Pos Polisi Zionis hingga saat ini, dan ini bentuk penodaan nyata yang berkesinambungan terhadap al Aqsha al Mubarak. Demikian pula dengan pelataran tanah yang terletak diantara dinding al Aqsha, sebagian orang Zionis, terutama, “Yisrael Hawkins” berupaya membangun Sinagog diatasnya, dan menyatakan secara terang-terangan tentang hal itu.

Dan bahkan secara terang-terangan mengatakannya kepada saya tentang rencana ini. Maka saya katakan kepadanya, “ Kalau itu yang kalian rencanakan, maka, (sebenarnya) kalian sedang berusaha untuk menyulut terjadinya perang dunia ketiga karena wilayah ini adalah bagian dari Masjid Al Aqsa al Mubarak. Dan cukup dengan berpikir untuk membangun Sinagog di atasnya kalian telah melakukan penodaan yang nyata terhadap al Aqsha al Mubarak!! Termasuk apa yang dilakukan Pemerintah Zionis dengan menutup pintu-pintu yang menjadi akses masuk ke pelataran ini dan bangunan-bangunan yang ada di dalamnya hingga saat ini adalah bentuk pelanggran nyata terhadap Masjid al Aqsha.

Kemudian ingin saya tegaskan lagi, seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa as Shakhrah al Musyarafah (Batu yang dimuliakan) adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak. Serta Masjid yang dibangun ditengah-tengah komplek Masjid al Aqsha al Mubarak dari arah Kiblat (yang oleh Umat Islam sering dipahami sebagai 'Masjid al Aqsha', padahal bukan itu yang dimaksud Masjid Al Aqsha (yang sesungguhnya), beserta bangunan-bangunan yang terdapat dibawah masjid ini yang kita sebut dengan istilah “ al Aqsha Al Qadim” (al Aqsha Kuno) semuanya adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak.

Begitu pula dengan Mushalla Al Marwani yang terletak disebelah tenggara al Aqsha adalah juga bagian tak terpisahkan dari al Aqsha. Berdasarkan pemahaman ini, maka rencana jahat apapun untuk mengambil atau mengubah al Aqsha Al Qadim dan Mushalla Al Marwani adalah bentuk konspirasi keji terhadap al Aqsha al Mubarak. Dan kita bertahu-tahun tertipu, lalu dengan enteng ada yang berseloroh: “ Demi terciptanya kedamaian, mengapa tidak kita serahkan saja Mushalla Al Marwani atau al Aqsha Al Qadim kepada orang-orang Yahudi?!”

Saya katakan: Bangkitlah wahai Kaum Muslimin dan bangsa Arab! Pemikiran seperti ini adalah bentuk pelanggaran keji terhadap al Aqsha. Benar! Luka begitu menganga, malam terasa panjang, kegelisahan begitu berat, kesabaran dan sumbangsih yang berkesinambungan. Maka keberanian adalah kesabaran sesaat. Dan keyakinanlah yang mengantarkan kita kepada kepemimpinan dalam beragama.

Jika kita tahu apa yang telah dipersembahkan, niscaya dengan sangat mudah dan jelas mengetahui (apa yang bisa kita dapatkan), seperti yang dikatakan Ustadz Muhammad Hasan Syarab dalam bukunya “Baitul Maqdis dan Masjid Al Aqsha”: “Masjid al Aqsha yang disebut dalam surat al Isra' semuanya adalah al Haram al Qadasi. Tempat, dimana pahala shalat disana dilipatgandakan. Dipenjuru mana saja di komplek yang dikelilingi pagar tembok itu, apakah di 'Masjid al Aqsha', atau di Qubbah as Shakhrah, atau di Musalla al Marwani atau bahkan di pelataran berpasir yang berada di dalam komplek yang dibatasi dinding tersebut. Setiap rakaat bernilai sama dengan 500 kali rakaat (dalam riwayat lain 1000 rakaat) shalat di masjid-masjid lainnya, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Maka kini saatnya, wahai kaum Muslimin dan bangsa Arab, untuk bangkit dari tidur panjangmu. Dan segera tersadar dari kelengahanmu.(hre/PIC)

Jumat, 19 Maret 2010

Bela Al-Aqsha

dakwatuna.com – Al-Quds, Sebanyak 150 Palestina terluka, Selasa (16/3) dalam bentrokan yang terjadi sejak fajar dengan pasukan pendudukan Zionis, di berbagai wilayah di Tepi Barat dan Al- Quds yang diduduki penjajah Israel setelah pihak Zionis mengumumkan pembukaan “sinagog yang hancur” dekat masjid Al- Aqsha.

Sumber medis Palestina menyatakan sebanyak 50 korban telah dievakuasi ke sejumah rumah sakit seperti Bulan Sabit Merah dan Uni Pertolongan Arab, setelah mereka terluka oleh tembakan ditembakkan pasukan Israel, di berbagai wilayah seperti di Al- Quds Isawiya, Ras al-Amud, Syeikh Jarrah dan lain-lain.

Sumber medis menambahkan sebanyak 100 korban telahh mendapatkan penanganan di lapangan setelah mereka menderita sesak napas karena menghirup gas air mata. Israel melarang masuknya tim medis ke daerah-daerah di mana konfrontasi kekerasan terjadi antara warga Palestina dengan pasukan penjajah Israel dan menyita peralatan mereka.

Seorang wartawan Palestina menjadi korban, mengalami cedera sangat serius di Issawiya di timur laut Al- Quds. Korban sudah dibawa ke rumah sakit karena peluru telah menembus tubuhnya.”

Pasukan penjajah Zionis juga menggunakan berbagai jenis gas yang aneh. Gas yang dipakai untuk menembak ke arah warga baunya seperti membakar dan membuat saraf tegang, dan membuat korban yang terkena gemetar. (asw/ip)

Minggu, 07 Maret 2010

Hamas Makin Matang di Usia 22 Tahun

dakwatuna.com – Gaza, Gerakan Perlawanan Islam Hamas kini sudah memasuki usianya yang ke-22 tahun. Sejak didirikan, gerakan yang mengakar dalam dan jauh di dalam masyarakat, ini mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada di depannya. Penjajah Zionis Israel, sejak gerakan ini ada terus melancarkan penangkapan kader-kader dan pemimpinya dan membunuh mereka. Menjadikan institusi-institusinya sebagai target serangan dengan tujuan untuk menundukkan dan menghabisinya. Namun yang ditemui Israel hanyalah kegagalan. Gerakan Hamas terus mengalami serangan dari jenis yang sama, namun dari otoritas Abbas di Tepi Barat, di samping dari pihak penjajah Israel. Hanya saja upaya-upaya ini selalu gagal total, terutama pada masa ketika gerakan menyebar luas.

Timur Islam dan Palestina, secara khusus, mengalami perkembangan jelas dan signifikan dalam pertumbuhan dan penyebaran kebangkitan Islam, seperti negara Arab yang lainnya. Hal ini yang membuat gerakan Islam tumbuh dan berkembang secara pemikiran dan organisi, terutama setelah usulan kompromi yang menyerukan melepaskan prinsip-prinsip dasar dalam konflik dengan proyek Zionis. Di mana entitas Zionis diberi pengakuan hak untuk eksis di atas tanah Palestina yang diberkati, dan melepaskan sebagian tanah Palestina untuk Zionis Israel, bahkan sebagian besarnya, dalam keadaan strategi perjuangan bersenjata menurun, demikian juga perhatian Arab dan internasional terhadap persoalan Palestina menurun.

Perkembangan ini mengundang berdirinya gerakan Islam yang mampu membawa obsesi bangsa dan warga negara, menentang proyek Zionis. Di mana bersamaan dengan berakhir tahun 1987, kondisi itu sudah cukup matang untuk munculnya proyek Islam baru, menghadapi proyek Zionis dan perluasannya. Sebuah proyek Islam baru yang berdiri di atas dasar baru sesuai dengan perubahan internal dan eksternal, maka berdirilah sebuah gerakan (islam) yang diberkati di Palestina, Gerakan Perlawanan Islam “Hamas”; untuk mengekspresikan secara konkrit optimism faktor-faktor ini, agar menjadi mercu suar bagi bangsa Palestina di tanah air dan di diaspora (di luas Palestina). Dan juga agar menjadi duri dalam tenggorokan penjajah Zionis dan menghentikan perluasan perampasan oleh musuh, serta memotong jalan bagi semua proyek untuk melikuidasi persoalan Palestina dan mengakhiri proses pelepasan tanah Palestina kepada Yahudi Zionis.

Berdirinya gerakan Hamas ini mulai mencemaskan sarang-sarang Zionis Israel. Impian Zionis terus di bawah baying-bayang ancaman perlawanan Islam yang dipimpinan gerakan Hamas. Menculnya gerakan ini telah menimbulkan ketakutan di pihak Zionis. Badan-badan intelijen Israel terus memobilisasi semua kekuatannya untuk memonitor gerakan ini dan para pemimpinnya. Namun penjajah Israel mendapatkan respon publik dengan melakukan pemogokan dan kegiatan-kegiatan lain yang hanya diserukan sendiri oleh gerakan perlawanan sejak awal didirikan dan dikeluarkannya Piagam Gerakan. Sampai akhirnya terjadi penangkapan terhadap kader-kader dan para pendukungnya sejak saat itu. Operasi penangkapan terbesar dialami gerakan kala itu terjadi pada bulan Mei 1989, di antara korbannya adalah pemimpin lagi pendiri gerakan Syaikh Ahmad Yasin.

Hamas pun akhirnya menempuh jalur militer mulai tahun 1990 dan akhirnya melakukan perlawanan terbuka hingga banyak pemimpin gerakan ditangkapi dan diasingkan dalam pembuangan (tahun 1994). Dan konfrontasi terbuka terus berlanjut hingga kemudian Hamas terlibat dalam kancah pertarungan politik dengan melibatkan diri dalam pemilihan legislatif pada Januari 2006.

Menang dalam pemilu legislatif, Hamas akhirnya berhasil membentuk pemerintahan Palestina. Keberhasilan Hamas ini semakin membuat Amerika dan Israel geram hingga melancarkan blokade terhadap pemerintah yang dipimpin Hamas. Meski sudah terjun dalam perjuang politik, Hamas sama sekali tidak pernah meninggalkan perlawanan bersenjata. Terlebih dalam upaya membebaskan para tahanan Palestina dari penjara Zionis Israel, hingga akhirnya melakukan penyanderaan serdadu Israel Gilad Shalit. Dan Hamas pun terus mendapatkan tekanan dari dunia internasional yang dipimpin tim kuartet. Namun gerakan ini tetap dengan jalan yang ditempuhnya, untuk mempertahankan prinsip-prinsip dan hak-hak rakyat Palestina.

DIarsipkan di bawah: Kabar | Ditandai: ,
Assalamu'Alaikum.wr.wb.